Kamis, 08 Januari 2009

MUTASI PADA MAKHLUK HIDUP

Batasan Mutasi

Mutasi adalah suatu proses dimana gen mengalami perubahan struktur. Gen yang berubah karena mutasi disebut mutan. Mutan adalah sel-sel dan individu-individu yang membawa mutasi tersebut.

Dalam arti luas, mutasi dihasilkan dari segala macam tipe perubahan bahan keturunan yang mengakibatkan perubahan kenampakan fenotipe yang diturunkan.

Mutasi gen terjadi sebagai perubahan dalam gen dan timbul secara spontan. Mutasi merupakan sumber utama bentuk gen baru (alele) dan menimbulkan keragaman genetik bagi seleksi alam untuk digunakan oleh pemulia tanaman dan hewan dalam menciptakan varietas baru. Tipe mutasi gen ada hubungannya dengan perubahan yang terjadi dalam struktur ADN (Asan Dioksiribo Nukleat). Perubahan ini terjadi secara spontan di alam, tetapi dapat ditingkatkan oleh mutagen seperti penyinaran energi tinggi dan macam-macam zat kimia. Kebanyakan mutasi yang terjadi pada manusia, hewan, dan tanaman tidak menguntungkan, tetapi mutasi buatan yang direncanakan dan terarah telah menghasilkan pengembangan beberapa varietas tanaman yang superior.

Mendeteksi Mutasi

Perubahan fenotipe yang dapat diamati atau diukur penting untuk mendeteksi adanya perubahan suatu gen. Alele dari gen itu harus berbeda agar dapat mengidentifikasi perubahan dalam gen melalui pengamatan suatu perbedaan dalam pola pewarisannya. Apabila alele dari suatu gen tertentu hampir sama pengaruhnya maka tidak ada tanda fenotipe aneh yang timbul.

Pada lalat Drosophila, Muller memilih sifat letal resesif yang bertaut seks untuk menguji Drosophila jantan yang diradiasi dengan sinar X. Ia mendapat satu galur Drosophila yang disebut CIB, yang berarti:

C = sebuah inversi yang menekan terjadinya pindah silang.

I = satu gen letal resesif pada kromosom X.

B = mata sempit (Bar eye), sifat dominan yang digunakan sebagai tanda (marker).

Jantan CIB/Y mati karena hemisigositas oleh gen letal, tetapi kromosom dapat dipertahankan dalam betina heterosigot CIB/+. Dengan mengawinkan jantan tipe liar dengan betina CIB/+, seseorang dapat menguji letal dimanapun letaknya pada kromosom X dari gamet jantan. Bila suatu mutasi telah terjadi pada kromosom X, maka betina F1 yang membawa kromosom itu tidak akan menghasilkan keturunan jantan yang hidup. Tidak adanya individu jantan pada botol biakan mudah dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah, sehingga kemudian siap dibuat skor mutasi letal pada kromosom X.

Pada tanaman jagung, L.J. Stadler di Universitas Missouri tahun 1920 membuat bagan khusus untuk mengetahui letak mutasi. Biji jagung normal ditanam dan dibiarkan tumbuh sampai tahap pembentukan malai jantan. Malai dipotong sebelum benang sari pecah. Tanaman ini kemudian dipakai sebagai induk. Biji dari stok mutan (homosigot resesif untuk sifat biji yang telah diketahui) ditanam tiap baris kelima. Malai dibiarkan masak dan tepungsari yang dibawa angin menyerbuki rambut dari tongkol normal.

Stadler berhasil mendapat ribuan biji karena tiap tongkol mempunyai lebih dari 300 biji. Apabila mutasi terjadi dalam tanaman induk yang normal dan berpasangan dengan gen resesif dari tanaman jantan maka mutasi akan segera diketahui pada biji-bijinya.

Tetua : AA X aa

normal betina ressif jantan

F1 : Aa

(menunjukkan fenotipe dominan)

Kadang-kadang gen dominan A dari induk mengalami mutasi, yaitu A → a, dan akan terlihat pada bijinya. F1 resesif harus dibauhi sendiri untuk membuktikan bahwa perubahan itu diwariskan.

Klasifikasi Mutasi

  1. Letal : Organisme yang mengalami mutasi akan mengalami kematian.
  2. Merusak : Tipe ini sering diabaikan karena sukar untuk dideteksi. Mutasi ini dapat mengganggu sistem metabolisme. Misalnya pada manusia, suatu mutasi sederhana yang mempengaruhi keluarnya empedu dari hati yang mengubah pencernaan lemak tetapi tidak menyebabkan kematian.
  3. Menguntungkan : Sebagian besar mutasi merugikan, tetapi kira-kira 1/1000 diperkirakan bermanfaat dalam keadaan tertentu.

Letak Mutasi

  1. Germinal : Suatu mutasi yang terjadi pada awal gametogenesisi (spermatogenesis atau oogenesis) dan sporogenesis (megasporogenesis atau microsporogenesis) akan mempengaruhi beberapa individu. Contohnya percobaan Stadler dengan jagung. Mutasi pada gamet hanya mempengaruhi satu individu tunggal. Apabila terjadi mutasi dominan maka akibatnya segera tampak. Apabila terjadi mutasi resesif, gen mutan mungkin tersembunyi dan timbul pada generasi yang lebih lanjut.
  2. Somatik : Mutasi dalam satu gen tunggal sering terlihat pada sel epidermis dari mahkota bunga atau daun. Pembelahan sel mutan mengakibatkan jaringan mempunyai susunan genetik sama. Hal ini menyebabkan bercak yang lebih besar (blotches), misalnya mahkota bintik-bintik pada mahkota bunga maupun kulit kentang. Kadang-kadang mutasi dapat dilestarikan dengan pembiakan aseksual, misalnya pada apel (Delicious apples) dan jeruk yang tak berbiji (Navel orange). Mutasi pada awal perkembangan suatu organisme dapat menyebabkan mosaik, misalnya manusia yang mempunyai satu mata coklat dan satu mata biru.

Mutasi sebagai Penyebab Evolusi

Ditinjau dari jenisnya mutasi dibagi menjadi dua, yaitu mutasi spontan dan mutasi buatan. Mutasi spontan terjadi oleh radiasi alam yang berasal dari mineral radioaktif dan sinar kosmik, sedangkan mutasi buatan adalah mutasi yang disengaja untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Kedua jenis mutasi ini merupakan penyebab terjadinya evolusi, yaitu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi sedikit demi sedikit dalam kurun waktu yang lama dari generasi ke generasi. Dalam hal ini telah terjadi seleksi, yaitu siapa yang dapat bertahan dan menyesuaikan diri terhadap perubahan, maka dialah yang akan survive.

Mengenai terjadinya evolusi, Al Qur'an menyatakan dalam ayat 68 surat Qashash yang artinya:

Dan Tuhanmu menciptakan apa saja yang diinginkan dan memilih; tak da pilihan bagi mereka; Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mreka persekutukan"

Nyata bahwa Allah-lah yang mengadakan seleksi, siapa diantara makhluk yang diciptakan-Nya itu yang akan sanggup terus hidup dan berkembang dalam kancah persaingan hidup di dunia. Jadi dua belas abad sebelum Charles Robert Darwin lahir Al Qur'an sebenarnya telah mengajarkan bahwa evolusi makhluk hidup terjadi dengan seleksi Ilahiyah, namun ummat Islam tidak mengerti karena mereka telah lama menelantarkan sains dan tidak mampu menetralisir seleksi alamiah yang diajarkan oleh Darwin dengn suatu teori tandingan yang dilengkapi dengan alasan meyakinkan. Allah jualah yang melakukan pilihan mutasi dari makhluk yang akan muncul serta menentukan kemampuannya bertahan dan berkembang.

Di dalam inti sel terdapat kromosom-kromosom yang terbentuk dari rangkaian gen-gen yang mengandung instruksi sang pencipta, makhluk apa yang akan terjadi sebagai hasil perkembangbiakan sel itu. Instruksi-instruksi ini diantaranya berwujud dalam urutan rangkaian ADN, oleh karena itu maka telur ayam yang menetas akan menghasilkan ayam dan tidak akan memunculkan buaya maupun makhluk hidup yang lain.

Darwin yang mengajarkan bahwa makhluk hidup berevolusi dari bentuk yang satu menjadi bentuk yang lain karena tekanan lingkungan tidaklah mengena (apalagi kalau jumlah kromosom kedua makhluk hidup tersebut tidak sama), karena adanya pengendalian proses pertumbuhan makhluk itu oleh gen-gen yang ada. Ia baru dapat berubah menjadi makhluk yang berbeda apabila susunan gennya diubah, atau jumlah gennya ditambah, yang dapat tampak sebagai pertambahan pada jumlah kromosomnya. Dalam perubahan semacam itu sudah pasi hak prorogatif (untuk menentukan gen atau AND mana yang akan berperan) adalah pada Allah semata. Maka sebagai muslim seharusnya mengatakan bahwa makhluk hidup menuju tingkat yang lebih tinggi hanya dapat terjadi karena seleksi Ilahiyah, bukan seleksi alamiah.

Referensi:

1. Al Qur'an, Penerbit Departemen Agama Republik Indonesia.

2. Baiquni, A., Al Qur'an, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi, PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1996.

3. __________, Al Qur'an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1997.

4. Crowder, L.V, Genetika Tumbuhan, diterjemahkan oleh Lilik Kusdiarti dan Soetarso, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1993

2 komentar:

Zahia Firdaus mengatakan...

goooood bgt...
qt bisa membuka mata kekuasaan Allah sangat besar.kunjungi juga blogku di zahia-zone.blogspot.com

harmonewahba mengatakan...

Gambling Casinos with Free Spins - CasinoTopoPorto.org
The first is that of 오공슬롯 the best, and second is that it 토토 사이트 중계 has 잭팟시티 more free spins, so when you get enough free play you will also 드래곤 타이거 get free 메리트바카라 cash without any